Ruha Benjamin, seorang profesor sosiologi di Universitas Princeton, adalah seorang pemikir dan penulis terkemuka yang karyanya berfokus pada persimpangan teknologi, keadilan sosial, dan rasisme. Karyanya yang inovatif dan provokatif telah memberikan dampak yang signifikan pada bidang studi teknologi, studi ras, dan sosiologi. Mari kita selami lebih dalam karya-karya Benjamin, khususnya dalam bukunya yang terkenal, Race After Technology: Abolitionist Tools for the New Jim Code.

    Memahami Race After Technology: Menghadapi Bias Algoritmik

    Dalam bukunya yang berpengaruh, Race After Technology, Ruha Benjamin mengeksplorasi bagaimana teknologi—dari pengawasan polisi berbasis AI hingga alat rekrutmen—dapat memperkuat dan memperdalam ketidaksetaraan rasial. Benjamin memperkenalkan konsep New Jim Code, analogi dengan hukum Jim Crow yang memisahkan dan mendiskriminasi orang kulit hitam di Amerika Serikat. New Jim Code merujuk pada praktik pengkodean bias ke dalam sistem teknologi yang baru, menciptakan bentuk diskriminasi yang lebih halus dan sulit untuk dikenali. Argumen utama Benjamin adalah bahwa teknologi tidak netral; ia dibangun oleh orang-orang, dengan nilai-nilai mereka, dan oleh karena itu, dapat mencerminkan dan memperkuat prasangka sosial yang sudah ada.

    Benjamin berpendapat bahwa kita perlu melampaui pendekatan teknokratis yang hanya berfokus pada perbaikan teknis dalam algoritma. Dia menyerukan pendekatan yang lebih kritis dan holistik yang mempertimbangkan konteks sosial, sejarah, dan politik dari teknologi. Ini termasuk memeriksa bagaimana teknologi digunakan, siapa yang mendapat manfaat dari teknologi, dan siapa yang dirugikan oleh teknologi. Misalnya, teknologi pengenalan wajah mungkin tampak netral di permukaan, tetapi jika dilatih pada data yang bias, ia dapat mengidentifikasi orang kulit hitam dengan tingkat kesalahan yang lebih tinggi, yang mengarah pada penangkapan yang salah dan konsekuensi lainnya. Guys, ini bukan hanya tentang memperbaiki kode; ini tentang membongkar asumsi dan bias yang mendasarinya.

    Dalam Race After Technology, Benjamin juga membahas bagaimana teknologi digunakan untuk mengawasi dan mengontrol tubuh kulit hitam. Dia memberikan contoh sistem peringatan dini yang digunakan oleh sekolah untuk mengidentifikasi siswa yang berisiko, yang seringkali secara tidak proporsional menargetkan siswa kulit berwarna. Dia juga membahas penggunaan teknologi dalam sistem peradilan pidana, termasuk penggunaan profil rasial berbasis AI. Karyanya menantang kita untuk mempertimbangkan implikasi etis dari teknologi dan untuk mempertanyakan bagaimana teknologi digunakan untuk memperkuat struktur kekuasaan yang ada. Intinya, Ruha Benjamin mengajak kita untuk melihat teknologi bukan sebagai kekuatan netral, tetapi sebagai cermin dari masyarakat kita sendiri, dengan segala bias dan ketidakadilannya.

    Keadilan Algoritmik: Menciptakan Teknologi yang Adil dan Setara

    Konsep keadilan algoritmik adalah inti dari pemikiran Ruha Benjamin. Ini adalah gerakan menuju pengembangan dan penerapan teknologi yang adil dan setara, yang tidak memperkuat ketidaksetaraan rasial dan sosial yang sudah ada. Keadilan algoritmik mengharuskan kita untuk mempertimbangkan implikasi etis dari teknologi dan untuk memastikan bahwa teknologi digunakan untuk melayani kebaikan bersama, bukan untuk merugikan kelompok yang terpinggirkan. Pendekatan Benjamin terhadap keadilan algoritmik melibatkan kombinasi strategi, termasuk:

    • Kesadaran Kritis: Mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana teknologi dapat memperkuat bias dan ketidaksetaraan yang sudah ada.
    • Partisipasi: Melibatkan komunitas yang terkena dampak langsung dalam desain, pengembangan, dan penerapan teknologi.
    • Transparansi: Memastikan bahwa algoritma dan sistem AI transparan dan mudah dipahami, sehingga masyarakat dapat mempertanyakan dan mengkritik mereka.
    • Akuntabilitas: Meminta pertanggungjawaban perusahaan teknologi dan lembaga lainnya atas dampak teknologi mereka.

    Benjamin juga menekankan pentingnya mempersenjatai diri dengan alat-alat kritis untuk menavigasi dunia teknologi. Ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi bias, memahami bagaimana algoritma bekerja, dan mempertanyakan asumsi yang mendasari teknologi. Ini bukan hanya tanggung jawab para ahli teknologi; itu adalah tanggung jawab kita semua. Guys, ini tentang menjadi konsumen teknologi yang cerdas dan terlibat secara aktif dalam pembentukan teknologi yang kita gunakan.

    Peran Pendidikan dalam Membongkar Bias Teknologi

    Pendidikan memainkan peran penting dalam pekerjaan Ruha Benjamin. Dia berpendapat bahwa kita perlu mendidik diri kita sendiri dan orang lain tentang implikasi sosial dan politik dari teknologi. Ini termasuk mengajar tentang sejarah teknologi, bagaimana teknologi telah digunakan untuk memperkuat ketidaksetaraan, dan bagaimana kita dapat menggunakan teknologi untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara. Pendidikan tentang teknologi harus melampaui pembelajaran keterampilan teknis. Kita perlu mengajarkan keterampilan berpikir kritis, literasi digital, dan kesadaran sosial.

    Benjamin juga menekankan pentingnya melibatkan berbagai perspektif dalam pendidikan teknologi. Ini termasuk melibatkan komunitas yang terpinggirkan, yang seringkali diabaikan dalam pengembangan teknologi. Dengan melibatkan berbagai perspektif, kita dapat menciptakan teknologi yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan semua orang. Pendidikan yang efektif harus mendorong siswa untuk mempertanyakan asumsi, menganalisis bias, dan mempertimbangkan implikasi etis dari teknologi. Ini melibatkan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan perspektif dari sosiologi, filsafat, ilmu komputer, dan studi ras. Melalui pendidikan, kita dapat memberdayakan individu untuk menjadi agen perubahan dan untuk menciptakan teknologi yang melayani kebaikan bersama.

    Dampak dan Pengaruh Ruha Benjamin

    Karya Ruha Benjamin telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai bidang, termasuk studi teknologi, studi ras, dan sosiologi. Karyanya telah memengaruhi para akademisi, pembuat kebijakan, dan aktivis di seluruh dunia. Bukunya, Race After Technology, telah menjadi bacaan penting bagi mereka yang tertarik untuk memahami hubungan antara teknologi, rasisme, dan keadilan sosial. Karyanya telah menginspirasi gerakan untuk keadilan algoritmik dan telah membantu meningkatkan kesadaran tentang implikasi etis dari teknologi.

    Benjamin terus menulis, mengajar, dan berbicara di berbagai forum tentang isu-isu kritis yang berkaitan dengan teknologi dan masyarakat. Karyanya mengingatkan kita bahwa teknologi bukanlah kekuatan netral, tetapi merupakan cerminan dari masyarakat kita sendiri, dengan segala bias dan ketidakadilannya. Dia menantang kita untuk berpikir kritis tentang teknologi, mempertanyakan asumsi, dan memperjuangkan dunia yang lebih adil dan setara.

    Ruha Benjamin adalah suara yang sangat penting dalam percakapan tentang teknologi dan masyarakat. Karyanya mengingatkan kita bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan teknologi yang melayani kebaikan bersama, bukan untuk memperkuat ketidaksetaraan. Dia menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana kita dapat membangun masa depan teknologi yang lebih adil dan inklusif. Jadi, guys, mari kita terus belajar dari karya Ruha Benjamin dan bekerja bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

    Kesimpulan: Membangun Masa Depan Teknologi yang Adil

    Karya Ruha Benjamin menawarkan pandangan yang mendalam tentang persimpangan teknologi, rasisme, dan keadilan sosial. Dia menantang kita untuk berpikir kritis tentang teknologi dan untuk mempertanyakan bagaimana teknologi digunakan untuk memperkuat ketidaksetaraan yang sudah ada. Melalui konsep New Jim Code dan advokasi untuk keadilan algoritmik, Benjamin memberikan alat dan kerangka kerja yang berharga untuk membangun masa depan teknologi yang lebih adil dan inklusif. Karyanya mengingatkan kita bahwa kita semua memiliki peran untuk dimainkan dalam membentuk teknologi yang kita gunakan dan memastikan bahwa teknologi melayani kebaikan bersama.

    Dengan terus belajar, terlibat, dan bertindak, kita dapat menciptakan dunia di mana teknologi digunakan untuk memberdayakan semua orang, bukan hanya sebagian kecil dari masyarakat. Ini bukan hanya tentang memperbaiki kode; ini tentang mengubah cara kita berpikir tentang teknologi dan cara kita berinteraksi dengannya. Mari kita ambil inspirasi dari karya Ruha Benjamin dan bekerja menuju masa depan teknologi yang adil, setara, dan berkelanjutan. So, teruslah belajar, teruslah bertanya, dan teruslah memperjuangkan perubahan. Masa depan ada di tangan kita.